me....

me....
semoga yang ada di blog ini dapat membantu ✿◠‿◠

Selasa, 23 November 2010

PENGERTIAN DAN LINGKUP TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

PENGERTIAN DAN LINGKUP
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN
1.1.Pengertian
Keperluan akan bahan pangan
senantiasa menjadi permasalahan
yang tidak putus-putusnya.
Kekurangan pangan seolah olah
sudah menjadi persoalan akrab
dengan manusia. Kegiatan pertanian
yang meliputi budaya bercocok
tanam merupakan kebudayaan
manusia paling tua.
Sejalan dengan peningkatan
peradaban manusia, teknik budidaya
tanaman juga berkembang menjadi
berbagai sistem. Mulai dari sistem
yang paling sederhana sampai
sistem yang canggih. Berbagai
teknologi budidaya dikembangkan
guna mencapai produktivitas yang
diinginkan.
Istilah teknik budidaya tanaman
diturunkan dari pengertian kata-kata
teknik, budidaya, dan tanaman.
Teknik memiliki arti pengetahuan
atau kepandaian membuat sesuatu,
sedangkan budidaya bermakna
usaha yang memberikan hasil. Kata
tanaman merujuk pada pengertian
tumbuh-tumbuhan yang diusahakan
manusia, yang biasanya telah
melampaui proses domestikasi.
Teknik budidaya tanaman adalah
proses menghasilkan bahan pangan
serta produk-produk agroindustri
dengan memanfaatkan sumberdaya
tumbuhan.
Cakupan obyek budidaya tanaman
meliputi tanaman pangan,
hortikultura, dan perkebunan.
Sebagaimana dapat dilihat,
penggolongan ini dilakukan
berdasarkan objek budidayanya:
· Budidaya tanaman, dengan
obyek tumbuhan dan diusahakan
pada lahan yang diolah secara
intensif.
· Kehutanan, dengan obyek
tumbuhan (biasanya pohon) dan
diusahakan pada lahan yang
setengah liar.
Budidaya tanaman memiliki dua ciri
penting yaitu:
1. Selalu melibatkan barang dalam
volume besar
2. Proses produksinya memiliki
risiko yang relatif tinggi.
Dua ciri khas ini muncul karena
pertanian melibatkan makhluk hidup
dalam satu atau beberapa tahapnya
dan memerlukan ruang untuk
kegiatan itu serta jangka waktu
tertentu dalam proses produksi.
Beberapa bentuk pertanian modern
(misalnya budidaya alga,
2
hidroponika telah dapat
mengurangkan ciri-ciri ini tetapi
sebagian besar usaha pertanian
dunia masih tetap demikian.
1.2. Tindak Budidaya
Tanaman
Kegiatan pertanian (budidaya
tanaman) merupakan salah satu
kegiatan yang paling awal dikenal
peradaban manusia dan mengubah
total bentuk kebudayaan.
Para ahli prasejarah umumnya
bersepakat bahwa pertanian
pertama kali berkembang sekitar
12.000 tahun yang lalu dari
kebudayaan di daerah "bulan sabit
yang subur" di Timur Tengah, yang
meliputi daerah lembah Sungai
Tigris dan Eufrat terus memanjang
ke barat hingga daerah Suriah dan
Yordania sekarang. Bukti-bukti yang
pertama kali dijumpai menunjukkan
adanya budidaya tanaman biji-bijian
(serealia, terutama gandum, kurma
dan polong-polongan pada daerah
tersebut.
Pada saat itu, 2000 tahun setelah
berakhirnya Zaman Es terakhir di
era Pleistosen, di dearah ini banyak
dijumpai hutan dan padang yang
sangat cocok bagi mulainya
pertanian.
Budidaya tanaman telah dikenal
oleh masyarakat yang telah
mencapai kebudayaan batu muda
(neolitikum), perunggu dan
megalitikum.
Pertanian mengubah bentuk-bentuk
kepercayaan, dari pemujaan
terhadap dewa-dewa perburuan
menjadi pemujaan terhadap dewadewa
perlambang kesuburan dan
ketersediaan pangan.
Teknik budidaya tanaman lalu
meluas ke barat (Eropa dan Afrika
Utara, pada saat itu Sahara belum
sepenuhnya menjadi gurun) dan ke
Timur (hingga Asia Timur dan Asia
Tenggara). Bukti-bukti di Tiongkok
menunjukkan adanya budidaya
jewawut (millet) dan padi sejak 6000
tahun sebelum Masehi.
Masyarakat Asia Tenggara telah
mengenal budidaya padi sawah
paling tidak pada saat 3000 tahun
SM dan Jepang serta Korea sejak
1000 tahun SM. Sementara itu,
masyarakat benua Amerika
mengembangkan tanaman dan
hewan budidaya yang sejak awal
sama sekali berbeda.
Budidaya sayur-sayuran dan buahbuahan
juga dikenal manusia telah
lama. Masyarakat Mesir Kuno (4000
tahun SM) dan Yunani Kuno (3000
tahun SM) telah mengenal baik
budidaya anggur dan zaitun.
Teknik budidaya tanaman pada
zaman dahulu tidak dikelompokkan
kedalam teknik budidaya, karena
pada saat itu belum melakukan
tindak budidaya tanaman, karena
sifatnya masih mengumpulkan dan
mencari bahan pangan.
Suatu kegiatan dimasukkan kedalam
tindak budidaya dikatakan apabila
telah melakukan 3 hal pokok yaitu;
1. Melakukan pengolahan tanah
3
2. Pemeliharaan untuk mencapai
produksi maksimum
3. Tidak berpindah-pindah
Pada umumnya kegiatan budidaya
tanaman terkait dengan tingkat
pengetahuan manusia pada masa
itu. Relevansi dari peradaban
tersebut terwujud pada kesadaran
untuk melaksanakan tindak
budidaya. Tindak awal dari
dimulainya teknik budidaya dimulai
dengan menetapnya seorang
peladang menempati suatu areal
pertanaman tertentu.
Teknik budidaya yang sudah maju
ditandai oleh adanya:
1. Lapang produksi
2. Pengelolaan yang berencana
3. Memiliki minat untuk mencapai
produksi maksimum dengan
menerapkan berbagai ilmu dan
teknologi.
Tingkatan teknik budidaya tanaman
berjenjang dari yang paling
sederhana sampai yang
maju/canggih. Nilai kegiatan
budidaya tersebut tergantung pada
tingkat ketiga dari teknik budidaya.
Tingkatan tindak budidaya tanaman
dicerminkan juga oleh tingkatan
pengelolaan lapang produksi.
Pengelolaan yang paling sederhana
sampai pengelolaan yang paling
maju, yaitu teknik budidaya yang
telah melakukan pengelolaan
terhadap unsur iklim, air, tanah dan
udara. Pada kelompok ini pelaku
budidaya telah dapat mengestimasi
produksi maksimumnya dan panen
yang tepat waktu. Sebagaimana
diketahui ketepatan saat panen
sangat menentukan nilau jual suatu
produk. Intensifikasi dalam
pengelolaan lapang produksi diikui
juga oleh meningkatnya sarana
agronomi baik bahan atau jasa.
1.3. Aspek dan Lingkup
Teknik Budidaya
Tanaman
1.3.1. Aspek budidaya
Aspek budidaya meliputi tiga aspek
pokok, yaitu:
1. Aspek pemuliaan tanaman
2. Aspek fisiologi tanaman
3. Aspek ekologi tanaman
Ketiga aspek ini merupakan suatu
gugus ilmu tanaman (crop science)
yang langsung berperan terhadap
budidaya tanaman dan sekali gus
terlihat pada produksi tanaman.
Hasil pemuliaan tanaman, berupa
varietas yang memiliki berbagai
sifat unggul. Akan tetapi sifat unggul
ini hanya akan muncul bila teknik
budidaya yang dilakukan sesuai
dengan sifat yang diinginkan
varietas unggul tersebut. Dengan
kata lain keberhasilan dalam
penggunaan varietas unggul sangat
tergantung pada bagaimana pelaku
budidaya telah melakukan tindak
budidayanya secara benar.
Peningkatan produksi pangan tidak
hanya mengandalkan penemuanpenemuan
varietas-varietas baru
yang mempunyai kelebihankelebihan
tertentu, tetapi juga harus
memperbaiki metoda atau teknik
budidayanya serta mengusahakan
cara bertanam yang benar.
Pemulia tanaman terus berupaya
untuk menghasilkan berbagai
4
modifikasi keunggulannya guna
mencapai peningkatan kebutuhan
manusia.
Aspek fisiologis dalam teknik
budidaya tanaman mencakup
segenap kelakuan tanaman dari
taraf benih sampai taraf panen.
Ekologi tanaman merupakan seluruh
faktor di luar tanaman utama (baik
biotik maupun abiotik) yang
mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
1.3.2. Lingkup budidaya
tanaman
Lingkup dari budidaya tanaman
terdiri dari bidang ilmu:
1. Pemuliaan tanaman
2. Teknologi benih
3. Pengolahan
4. Teknik budidaya
5. Pengendalian hama, penyakit
dan gulma
6. Pemanenan
Seluruh lingkup budidaya tanaman
berada dalam konteks yang padu.
Satu sama lain dan mempunyai
hubungan timbal balik yang erat.
Kegiatan budidaya tanaman itu
sendiri mengandung 3 faktor utama
yaitu:
a. Tanaman
b. Lingkungan tumbuh atau lapang
produksi dan teknik budidaya
atau pengelolaan.
c. Produk tanaman
Tanaman pertanian adalah tumbuhtumbuhan
yang dikelola manusia
pada batas tingkat tertentu. Jumlah
spesies yang termasuk kedalam
tanaman pertanian ini cukup banyak
mencapai 20.000 spesies lebih.
Meningkatnya peradaban dan
kebudayaan manusia serta
pemenuhan kebutuhan pangan,
sandang dan papan akan
menambah jumlah spesies yang
termasuk ke dalam tanaman
pertanian.
Tanaman mengalami dua tahap
perkembangan yaitu tahap
perkembangan vegetatif dan
reproduktif. Tahap perkembangan
vegetatif meliputi perkecambahan
benih, pemunculan dan
pertumbuhan bibit dan menjadi
tanaman dewasa. Sedangkan tahap
perkembangan reproduktif meliputi
pembentukan bunga, pembentukan,
pemasakan dan pematangan biji.
Lingkungan tumbuh tanaman dapat
digolongkan ke dalam lingkungan
abiotik berupa tanah atau
medium/substrat lainnya dan iklim
atau cuaca dan lingkungan biotik
berupa makhluk hidup lainnya.
Tanah atau medium/substrat
merupakan pemasok hara dan air
yang diperlukan tanaman selain
sebagai tempat hidup komponen
biotik, baik yang menguntungkan
maupun yang merugikan.
Iklim terdiri dari unsur/unsur seperti
udara, angin, suhu, kelembaban
udara, cahaya matahari, dan hujan.
Lingkungan biotik meliputi hama,
penyakit dan gulma yang merugikan
dan makhluk lainnya yang
menguntungkan tanaman.
5
Lingkungan tumbuh yang baik
memungkinkan produksi tanaman
yang baik juga. Tanaman dengan
lingkungan tumbuhnya saling
berinteraksi dan mempengaruhi satu
sama lain.
1.3.3. Produk budidaya
tanaman
Produk tanaman dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian
yaitu:
1. Produk dari teknik budidaya
yang dapat digunakan langsung
2. Benih atau bibit yang merupakan
produk pertanian untuk
mempertahankan kelangsungan
budidaya .
Kedua produk tanaman ini memiliki
prinsip yang berbeda dalam
pengelolaannya.
Pengelolaan untuk menghasilkan
benih/bibit mencakup dua prinsip
yaitu:
a. Prinsip genetis, dalam prinsip
ini teknik budidaya diarahkan
untuk menghasilkan benih/bibit
yang bermutu genetik tinggi
yakni; murni genetik, jelas
varietas, atau benar tipe.
b. Prinsip agronomis, prinsip ini
mengarahkan teknik budidaya
untuk menghasilkan benih
bermutu fisiologis dan mutu fisik
yang tinggi, selain hasilnya juga
tinggi.
Sebagai ilustrasi bagaimana produk
tanaman pertanian di dunia sampai
pada tahun 2002 dapat dilihat pada
Gambar 1.
Pada Gambar 1 berikut ini dapat
dilihat walaupun spesies yang
dimanfaatkan manusia di dunia ini
mencapai 20.000 spesies, akan
tetapi produk terbesar diperoleh ada
tanaman bahan pangan seperti
gandum, padi, jagung dan kentang.
6
Gambar 1. Produksi tahunan beberapa tanaman pertanian di dunia
7
Peningkatan kebutuhan akan bahan
pangan, sandang, dan pangan pada
jenis tertentu akan menghasilkan
temuan varietas baru yang unggul
hanya pada jenis yang diminati saja,
sedangkan pada jenis lainnya relatif
lebih lambat.
Gambar 1 juga memperlihatkan
peningkatan produksi yang relatif
lebih cepat pada bahan makanan
yang berfungsi sebagai makanan
pokok dunia dibandingkan dengan
jenis makanan lainnya.
Peningkatan produksi pertanian
dunia sangat tergantung pada
bagaimana pelaku pertanian
melaksanakan teknik budidayanya.
Beberapa produk pertanian yang
saat ini berhasil berkembang cukup
berarti di Indonesia antara lain :
a. Tepung, beras, ubi kayu,
jagung, gandum
b. Buah-buahan : jeruk, pisang,
mangga, dll
c. Sayur-sayuran: kubis, kentang
d. Kacang-kacangan: kacang
tanah, kedelai
e. Ikan segar, udang, telur, susu,
dairy produk
f. Daging ayam, sapi, kerbau
g. Makanan jadi, minuman
h. Ternak, hasil peternakan,
makanan ternak
1.4. Potensi sumber daya
alam Indonesia.
Indonesia secara alamiah adalah
negara pertanian dengan budaya
pertanian yang kuat. Bertani,
beternak, berburu ikan dilaut adalah
keahlian turun-menurun yang sudah
mendarah daging. Teknologi dasar
ini sudah dikuasai sejak jaman
nenek moyang. Karena budaya
pertanian yang telah mendarah
daging maka usaha pada sektor
pertanian kita sebenarnya dapat
dipacu untuk berproduksi sebesarbesarnya.
Luasnya lahan, cadangan air yang
melimpah, dan potensi wilayah yang
tersedia mulai dari dataran rendah
sampai dataran tinggi yang
mendukung menjadi obsesi dalam
menjadikan Indonesia sebagai
pemasok hasil pertanian unggulan di
kemudian hari.
Indonesia memiliki potensi
sumberdaya yang tidak akan pernah
habis, dan akan tetap ada
sepanjang usia alam itu sendiri yakni
manusia,sinar matahari, tanah,
hutan, dan laut.
Manusia dengan akal dan budaya
lokal daerah yang beraneka ragam
akan menghasilkan beragam
teknologi budidaya yang unggul
spesifik lokasi. Teknik budidaya
yang berbasis pada keragaman
fertilitas tanah, yang berkaitan
dengan jenis tanaman yang sesuai
dengan kondisi setempat akan
mengakibatkan keunggulan
komparatif dari jumlah dan mutu
pertanian yang dihasilkan.
Biodiversitas tanaman dan hewan
Indonesia yang dapat dimanfaatkan
juga relatif tinggi. Hal ini
mengakibatkan munculnya
komoditas unggulan daerah yang
potensial.
8
Beberapa komoditas unggulan
daerah misalnya:
- Aceh yang berpotensi untuk
nilam dan tanaman hutan
- Banten dengan komoditas
unggulan padi, palawija,
sayuran dan buah-buahan
- Sumatera Utara yang terkenal
dengan tanaman perkebunannya
seperti kelapa sawit, karet dan
tembakau deli.
- Sumatera barat dengan padi dan
bengkuangnya
- Sumatera Selatan dengan buah
duku
- Jawa Barat dengan padi,
hortikultura, dan teh
- Madura yang memiliki
keunggulan dalam penghasil
jagung
- Maluku (Studi kasus pada
Kabupaten Buru seluas 511.619
ha) memiliki komoditas unggulan
terdiri kelapa 9.250,2 ha, kakao
6.239, 5 ha, cengkeh 4.590, 6
ha, jambu mete 1.213,4 ha, kopi
196, 6 ha, pala 456, 8 ha, dan
vanili 12,0 ha, dengan rata-rata
produktivitas yang diperoleh dari
komoditas perkebunan adalah :
kelapa 1,2 t/ha/tahun, kakao 1,0
t/ha/tahun, cengkeh 1,2
t/ha/tahun, jambu mete 0,8
t/ha/tahun, kopi 1,0 t/ha/tahun,
dan pala 0,9 t/ha/tahun.
Laut Indonesia lebih kurangnya 70%
belum dieksploitasi secara luas. Laut
yang menyimpan kekayaan
biodiversitas dan sumber gizi praktis
masih belum tersentuh bahkan
sebahagian besar belum
terbayangkan. Disamping itu kita
juga memiliki asset lain yang sangat
potensial yaitu hutan tropis yang
bertindak sebagai produsen oksigen
untuk kebutuhan umat manusia.
Sinar matahari sepanjang tahun
menyebabkan kita tidak memerlukan
rumah kaca yang mahal untuk
mengembangkan sektor
pertaniannya. Sinar matahari yang
memungkinkan terjadinya proses
fotosintesa pada tanaman
memungkinkan untuk
mengembangkan dan menghasilkan
komoditas pertanian yang sangat
besar.
Rancang bangun revitalisasi sektor
pertanian saat ini berfokus pada
penyiapan rancang bangun untuk
peningkatan produk pertanian
secara kuantitas dan kualitas.
Beberapa hal-hal yang harus
dirancang secara cermat dalam
rancang bangun tersebut meliputi
kondisi luas lahan yang tersedia
termasuk didalamnya jenisnya
(sawah, lahan tadah hujan, dan
lahan kering yang akan ditanami
untuk tanaman pangan), jenis
komoditas (hortikultura, perkebunan,
obat-obatan/ dan industri) serta
pelaku tindak budidaya (siapa
petaninya).
Untuk meningkatkan produktivitas
yang diinginkan, kebutuhan pupuk
dan pestisida untuk setiap
pertanaman harus dihitung dengan
cermat dan dirancang cara
pengadaannya dengan teliti agar
pupuk/pestisida berkualitas baik
sudah tersedia dengan jumlah yang
dibutuhkan pada waktu yang tepat.
9
Pengadaan bibit/benih berkualitas
baik dan diperlukan harus dirancang
secara tepat. Konservasi air melalui
pemanenan air hujan harus
dirancang secara baik dan memadai
agar tak terjadi kehilangan air yang
berlebihan, dan air tersebut dapat
dipakai sebagai air irigasi pada
musim kemarau berikutnya.
Desain/rancang bangun sistem
pertanian berkelanjutan akan
diterapkan di setiap daerah dan
harus disesuaikan dengan faktor
biofisik daerah (site specific) dan
disusun sedemikian rupa sehingga
sistem pertanian berkelanjutan
terwujud di setiap daerah.
Oleh karenanya untuk mencapai
cita-cita Indonesia sebagai negara
agraris yang unggul hendaknya
diperhatikan hal-hal berikut:
1. Sistem pertanian yang
disesuaikan dengan kondisi
biofisik daerah
2. Sistem usaha agribisnis
3. Teknik budidaya
4. Perbaikan proses produksi
5. Pemasaran produksi
6. Peningkatan akses masyarakat
terhadap teknologi
7. Pendanaan usahanya dan upaya
peningkatan pelanggan,
sehingga masyarakat mampu
meningkatkan profit
8. Meningkatkan pengembangan
produk dan memperbaiki kualitas
1.5. Peningkatan
produktivitas
Perubahan ekonomi dan
peningkatan pendapatan
masyarakat tani ke arah yang lebih
baik adalah salah satu tujuan
terpenting dari budidaya yang
dilakukan.
Peningkatan ekonomi itu harus
dapat diwujudkan, terutama melalui
peningkatan produktivitas pertanian.
Hal ini sangat berkaitan dengan
rancangan perbaikan teknik
budidaya di suatu daerah yang
harus didasarkan pada faktor biofisik
dan keadaan sosial, budaya, dan
ekonomi setempat dengan tujuan
agar produktivitas pertaniannya
dapat menjamin pendapatan petani
yang cukup tinggi untuk mendukung
kehidupan yang layak.
Dengan demikian penetapan
rancangan budidaya dan pemilihan
jenis komoditas yang akan
diusahakan di suatu daerah harus
dilakukan bersama- sama antara
pemerintah,peneliti dan masyarakat
petani.
Di samping itu perlu di
pertimbangkan jaminan terhadap
kelestarian lingkungan hidup. Setiap
buidaya tanaman yang dilakukan
disamping dapat meningkatkan
produktivitas, juga harus dapat
menekan/ mencegah penurunan
kualitas lingkungan (environmental
degradation) sehingga kenyamanan
hidup masyarakat dapat terjaga
secara lestari.
Karena itu tujuan akhir dari segala
upaya yang dilakukan pada setiap
usaha bertanam, apapun yang
dilakukan adalah untuk
mendapatkan hasil yang setinggi
mungkin baik dari segi kuantitas
10
maupun kualitas apakah itu berupa
bagian generatif atau vegetatif.
Pada kondisi yang kurang
menguntungkan atau dalam upaya
memperbaiki tingkat produktivitas
suatu jenis tanaman, pengetahuan
yang luas mengenai tanaman itu
sendiri khususnya menyangkut
proses produksi yang diperlukan
untuk menghasilkan produksi
optimum mutlak diperlukan.
Analisis konseptual dalam
mengidentifikasi seluruh faktor-faktor
pembatas produksi merupakan
landasan utama dalam
meningkatkan hasil pertanian.

1 komentar: