me....

me....
semoga yang ada di blog ini dapat membantu ✿◠‿◠

Senin, 29 November 2010

PERBANDINGAN GENETIKA TIRUAN DENGAN RAMDOM SAMPLING

I. TUJUAN

Dalam praktikum ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh tiruan perkawinan antara 2 indipudu yang heterosigot pada salah satu lokusnya mendekati kebenaran hukum mendel.


II. BAHAN DAN ALAT YANG DI GUNAKAN

BAHAN DAN ALAT:
1. Kancing baju
2. Kantong Kain
3. Lembar pengamat data

III. TINJAUAN PUSTAKA
Hukum Pewarisan Mendel


Alel/gen dominan dan resesif pada orang tua (1, P), anak (2, F1) dan cucu (3, F2) menurut Mendel. Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:
1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel, dan
2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel.

Gen

Gen (dari bahasa Belanda: gen) adalah unit pewarisan sifat bagi organisme hidup. Bentuk fisiknya adalah urutan DNA yang menyandi suatu protein, polipeptida, atau seuntai RNA yang memiliki fungsi bagi organisme yang memilikinya. Batasan modern gen adalah suatu lokasi tertentu pada genom yang berhubungan dengan pewarisan sifat dan dapat dihubungkan dengan fungsi sebagai regulator (pengendali), sasaran transkripsi, atau peran-peran fungsional lainnya. Penggunaan "gen" dalam percakapan sehari-hari (misalnya "gen cerdas" atau "gen warna rambut") sering kali dimaksudkan untuk alel: pilihan variasi yang tersedia oleh suatu gen. Meskipun ekspresi alel dapat serupa, orang lebih sering menggunakan istilah alel untuk ekspresi gen yang secara fenotipik berbeda. Gen diwariskan oleh satu individu kepada keturunannya melalui suatu proses reproduksi, bersama-sama dengan DNA yang membawanya. Dengan demikian, informasi yang menjaga keutuhan bentuk dan fungsi kehidupan suatu organisme dapat terjaga.
KROMOSOM adalah struktur benang dalam inti sel yang bertanggung jawab dalam hal sifat keturunan (hereditas). Kromosom adalah KHAS bagi makhluk hidup.

GEN adalah "substansi hereditas" yang terletak di dalam kromosom.

Gen bersifat antara lain :
- Sebagai materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom.
- Mengandung informasi genetika.
- Dapat menduplikasikan diri pada peristiwa pembelahan sel.
Sepasang kromosom adalah "HOMOLOG" sesamanya, artinya mengandung lokus gen-gen yang bersesuaian yang disebut ALELA.

LOKUS adalah lokasi yang diperuntukkan bagi gen dalam kromosom.
ALEL GANDA (MULTIPLE ALLELES) adalah adanya lebih dari satu alel pada lokus yang sama.

Dikenal dua macam kromosom yaitu:

1. Kromosom badan (Autosom).
2. Kromosom kelamin / kromosom seks (Gonosom).

THOMAS HUNT MORGAN
adalah ahli genetika dari Amerika Serikat yang menemukan bahwa faktor-faktor keturunan (gen) tersimpan dalam lokus yang khas dalam kromosom.

Percobaan untuk hal ini dilakukan pada lalat buah (Drosophila melanogaster) dengan alasan sebagai berikut:

- Cepat berkembang biak,
- Mudah diperoleh dan dipelihara,
- Cepat menjadi dewasa (umur 10 - 14 hari sudah de~wasa),
- Lalat betina bertelur banyak,
- Hanya memiliki 4 pasang kromosom, sehingga mudah diteliti.

Genotip adalah komposisi faktor keturunan (tidak tampak secara fisik).
Fenotip adalah sifat yang tampak pada keturunan.
Pada hibrida atau polihibrida berlaku prinsip berpasangan secara bebas.
Dikenal beberapa bentulc ———> ratio fenotip f2)
1. Interaksi pasangan alela pada varitas ayam ——> 9 : 3 : 3 : 1
2. Polimeri (nielson-echle) pada varitas gandum ——> 15 : 1
polimeri pada manusia misalnya peristiwa pigmentasi kulit.
3. Kriptomeri pada tanaman "pukul empat" (mirabilis jalapa)
percobaan pada linaria maroccana ———> 9 : 3 : 4
4. Epistasis & hipostasis pada varitas gandum———> 12 : 3 : 1
5. Koepistasis pada lathyrusodoratus ———> 9 : 7
(lathyrus odoratus = varitas ercis yang berbiji manis)



IV. CARA KERJA


1. Mengambil dua buah kantong kain, di dalamnya masing-masing di isi dengan 400 butir kancing baju yang terdiri 200 butir bewarna hitam, 200 butir bewarna merah (dalam ingatan kita bayangkan bahwa masing-masing kanton g kita anggap mindividu jantan dan individu betina yang akan di kawinkan, sedangkan butir-butir kancing merupakan gamet-gamet yang terbentuk.
2. Mengocok kantong-kantong tersebut sehingga buti-butir kancing tercampur merata (homogen)
3. Memungut dari masing-masing satu butir kancing, mengamati warnanya dan mencatat genotifnya(2 butir kancing yang sudah di ambil dan mengggambarkan 2 gamet, masing-masing dari gamet jantan dan betina yang membentuk zygot).
4. Pada praktikum ini kita mengadakan 4 ulangan, pertama melakukan perkawinan tiruan 60 kali, kedua 80 kali, ketiga 100 kali dan ke empat 120 kali.
5. Tiap kali akan memunngut butir-butir kancing pada ulangan berikutnya selalu mengocok butir-butir kancing dalam kantong-kantong dan populasi dalam kantong 400 butir yang terdiri dari 200 butir bewarna merah dan 200 butir bewarna hiatam. Setelah diamati dari masing-masing kantong butir kancing jangan di campur. Buti dari kantong kiri di taruh di samping kiri, butir dari kaantong kanan di taruh di samping kanan dan hasilnya di catat dalam tabel pengamatan.


V. HASIL PENGAMATAN
Data pengamatan pada ulangan 60 kali
Genotip Observasi (O) Expected(E) (O-E) (O-E)2 (O-E)2/E
KK 21
Kk 28
Kk 11
X2=

Data pengamatan pada ulangan 80 kali
Genotip Observasi (O) Expected(E) (O-E) (O-E)2 (O-E)2/E
KK 21
Kk 46
Kk 13
X2=
Data pengamatan pada ulangan 100 kali
Genotip Observasi (O) Expected(E) (O-E) (O-E)2 (O-E)2/E
KK 19
Kk 64
Kk 17
X2=

Data pengamatan pada ulangan 120 kali
Genotip Observasi (O) Expected(E) (O-E) (O-E)2 (O-E)2/E
KK 29
Kk 55
Kk 36
X2=


VI. PEMBAHASAN

Pertanyaan
1. Berapa macam hokum mendel yang anda ketahui
Jawab
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian:
1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel, dan
2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel.
Hukum segregasi (hukum pertama Mendel)


Perbandingan antara B (warna coklat), b (warna putih), S (buntut pendek), dan s (buntut panjang) pada generasi F2
Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya.
Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:
1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar di sebelah), dan alel dominan (nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).
2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww dalam gambar di sebelah) dan satu dari tetua betina (misalnya RR dalam gambar di sebelah).
3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB pada gambar 2), alel dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif (s atau b) yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya.
Hukum asortasi bebas (hukum kedua Mendel)
Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling mempengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang menentukan e.g. tinggi tanaman dengan warna bunga suatu tanaman, tidak saling mempengaruhi.
Seperti nampak pada gambar 1, induk jantan (tingkat 1) mempunyai genotipe ww (secara fenotipe berwarna putih), dan induk betina mempunyai genotipe RR (secara fenotipe berwarna merah). Keturunan pertama (tingkat 2 pada gambar) merupakan persilangan dari genotipe induk jantan dan induk betinanya, sehingga membentuk 4 individu baru (semuanya bergenotipe wR). Selanjutnya, persilangan/perkawinan dari keturuan pertama ini akan membentuk indidividu pada keturunan berikutnya (tingkat 3 pada gambar) dengan gamet R dan w pada sisi kiri (induk jantan tingkat 2) dan gamet R dan w pada baris atas (induk betina tingkat 2). Kombinasi gamet-gamet ini akan membentuk 4 kemungkinan individu seperti nampak pada papan catur pada tingkat 3 dengan genotipe: RR, Rw, Rw, dan ww. Jadi pada tingkat 3 ini perbandingan genotipe RR , (berwarna merah) Rw (juga berwarna merah) dan ww (berwarna putih) adalah 1:2:1. Secara fenotipe perbandingan individu merah dan individu putih adalah 3:1.
Kalau contoh pada gambar 1 merupakan kombinasi dari induk dengan satu sifat dominan (berupa warna), maka contoh ke-2 menggambarkan induk-induk dengan 2 macam sifat dominan: bentuk buntut dan warna kulit. Persilangan dari induk dengan satu sifat dominan disebut monohibrid, sedang persilangan dari induk-induk dengan dua sifat dominan dikenal sebagai dihibrid, dan seterusnya.
Pada gambar 2, sifat dominannya adalah bentuk buntut (pendek dengan genotipe SS dan panjang dengan genotipe ss) serta warna kulit (putih dengan genotipe bb dan coklat dengan genotipe BB). Gamet induk jantan yang terbentuk adalah Sb dan Sb, sementara gamet induk betinanya adalah sB dan sB (nampak pada huruf di bawah kotak). Kombinasi gamet ini akan membentuk 4 individu pada tingkat F1 dengan genotipe SsBb (semua sama). Jika keturunan F1 ini kemudian dikawinkan lagi, maka akan membentuk individu keturunan F2. Gamet F1nya nampak pada sisi kiri dan baris atas pada papan catur. Hasil individu yang terbentuk pada tingkat F2 mempunyai 16 macam kemungkinan dengan 2 bentuk buntut: pendek (jika genotipenya SS atau Ss) dan panjang (jika genotipenya ss); dan 2 macam warna kulit: coklat (jika genotipenya BB atau Bb) dan putih (jika genotipenya bb). Perbandingan hasil warna coklat:putih adalah 12:4, sedang perbandingan hasil bentuk buntut pendek:panjang adalah 12:4. Perbandingan detail mengenai genotipe SSBB:SSBb:SsBB:SsBb: SSbb:Ssbb:ssBB:ssBb: ssbb adalah 1:2:2:4: 1:2:1:2: 1.

2. Apa arti segregasi?
Segregasi adalah pemisahan (suatu golongan dr golongan lainnya); pengasingan; pengucilan

3. Apa sebab tiap ulangan di mulai populasi dikembalikan 400 butir?
Jawab
Agar hasil pengamatan tidak salahdan tidak ada penyimpangan
4. Apakah yang di maksud dengan chi-square?
Jawab
Chi square adalah pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi observasi atau yang benar-benar terjadi atau aktual dengan frekuensi harapan. Yang dimaksud dengan frekuensi harapan adalah frekuensi yang nilainya dapat di hitung secara teoritis (e). sedangkan dengan frekuensi observasi adalah frekuensi yang nilainya di dapat dari hasil percobaan (o).

5. Bagaimana pendapat anda bila dikatakan bahwa semakin besar ulangan akan semakin besar nilai (O-E)2E yang di peroleh?
Jawab
Menurut pendapat saya, semakin besar ulangan akan semakin besar nilai (O-E)2E adalah benar karena apabila ulanganya banyak maka jumlah (O-E)2E akan bertambah banyak juga.



VII. KESIMPULAN



Dari hasil pengamatan dan pembahasan dapat di simpulkan bahwa
VIII. DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Pewarisan_Mendel

http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/10/hukum-mendel.html

http://gurumuda.com/bse/hukum-mendel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar